Wayang Kulit Performance as Cultural Preservation and Its Influence on Visitors at the Old Town Wayang Museum
DOI:
https://doi.org/10.36706/jc.v13i1.4Keywords:
Museum , Wayang Kulit Performance, Cultural preservation, Visitor InterestAbstract
Abstract: This research aims to: (1) Analyze the cultural attractions of wayang kulit performances to attract the interest of visitors at the Kota Tua Wayang Museum. (2) Analyzing the role of shadow puppet performances as cultural preservation for visitors at the Kota Tua Wayang Museum. (3) Analyzing visitors' responses to the meaning conveyed in shadow puppet performances at the Kota Tua Wayang Museum. The results of this research show that the shadow puppet show at the Kota Tua Wayang Museum succeeded in attracting the interest of visitors through promotions on social media and the installation of banners, aimed at attracting people to visit the museum. This performance has a moral message and positive values by influencing visitors who feel an emotional closeness to the cultural preservation of this cultural attraction. This research uses qualitative research with a phenomenological approach. The conclusion of this research is that shadow puppet performances at the Kota Tua Wayang Museum have an important role in preserving shadow puppet culture.
Abstrak: Penelitian ini bertujuan untuk: (1) Menganalisis atraksi budaya pada pagelaran wayang kulit untuk menarik minat pengunjung di Museum Wayang Kota Tua. (2) Menganalisis peran pagelaran wayang kulit sebagai pelestarian budaya bagi pengunjung di Museum Wayang Kota Tua. (3) Menganalisis respon pengunjung terhadap makna yang disampaikan pada pagelaran wayang kulit di Museum Wayang Kota Tua. Hasil dari penelitian ini bahwa pagelaran wayang kulit di Museum Wayang Kota Tua berhasil menarik minat pengunjung melalui promosi di media sosial dan pemasangan spanduk, ditujukan untuk masyarakat berkunjung ke museum. Pagelaran tersebut memiliki pesan moral dan nilai positif dengan mempengaruhi pengunjung yang merasakan kedekatan emosional untuk pelestarian budaya dari atraksi budaya ini. Penelitian ini menggunakan penelitian kualitatif pendekatan fenomenologi. Kesimpulan dari penelitian ini adalah pagelaran wayang kulit di Museum Wayang Kota Tua memiliki peran yang penting dalam pelestarian budaya wayang kulit.
Downloads
References
Antara, M. & Yogantari, M. V. (2018). Keragaman Budaya Indonesia Sumber Inspirasi Inovasi Industri Kreatif. Senada. 1, 292-301. Retrieved from https://eprosiding.idbbali.ac.id/index.php/senada/article/view/68
Anwar, S., & Rohman, A. A. (2020). Pesan Dakwah Sufistik Dalam Pagelaran Wayang. Iktisyaf: Jurnal Komunikasi Dan Penyiaran Islam, 2(2), 42–54. https://doi.org/10.53401/iktsf.v2i2.19
Bennett, J. (2021). Making Art In Early Modern Java (16th-19th C.): A New Reading.
Djohari, N., Setiawan, M. N., & Franky, L. (2022). Penerapan Teknologi Interaktif Display Dalam Perancangan Interior Museum Wayang Jakarta. Mezanin, 4(2). https://doi.org/10.24912/mzn.v4i2.19495
Harti, S. (2018). Fungsi Pergelaran Wayang Kulit Di Monumen Tien Soeharto Jaten Karanganyar, 15(1), 40-45. https://doi.org/10.33153/lakon.v15i1.2322
Irawan, H., Santosa, Y. B. P., & Hidayat, A. (2022). Museum Gedung Pegadaian Sukabumi Sebagai Sarana Wisata Edukasi Sejarah. Jurnal Artefak, 9(1), 103-112. http://dx.doi.org/10.25157/ja.v9i2.8381
Istiqomah, A., & Widiyanto, D. (2020). Ancaman Budaya Pop (Pop Culture) Terhadap Penguatan Identitas Nasional Masyarakat Urban. JPW (Jurnal Politik Walisongo), 2(1), 47-54. https://doi.org/10.21580/jpw.v2i1.3633
Krishna, I. B. W., & Suadnyana, I. B. P. E. (2019). Wayang Kulit Bali Sebagai Media Komunikasi. Prosiding Seminar Nasional “Kapitalisme Media Dan Komunikasi Politik Di Era Revolusi Industri 4.0, 1–8.
Nurkholis, A. S., & Kusnaedi, I. (2022). Desain Interior Museum Wayang Dengan Pendekatan Spirit Of Puppet Shadow. E-Proceeding Desain Interior Fad Itenas Bandung, 1(1), 1–13. www.mitramuseumjakarta.Org/Wayang
Pradani, A. D., Syahri, M., Tinus, A., & Lutfiana, R. F. (2021). Strategi Melestarikan Kesenian Wayang Kulit Dalam Upaya Meningkatkan Nasionalisme. Antropocene: Jurnal Penelitian Ilmu Humaniora, 1(1), 21–28. https://doi.org/10.56393/antropocene.v1i1.19
Purwanto, S. (2018). Pendidikan Nilai Dalam Pagelaran Wayang Kulit. Ta’allum: Jurnal Pendidikan Islam, 6(1). https://doi.org/10.21274/Taalum.2018.6.1.1-30
Rabany, R., Wardi, I. N., & Bawono, R. A. (2020). Konservasi Wayang Golek Elung Bandung Koleksi Museum Wayang Kota Tua Jakarta. Humanis, 24(3), 274. https://doi.org/10.24843/Jh.2020.V24.I03.P06
Rahmi, A., Prastowo, Albertus N. B., Biwono, D. C. C., & Puspitasari, R. H. (2021). Kepedulian Mahasiswa Terhadap Pelestarian Budaya Indonesia Di Masa Pandemi. De Cive: Jurnal Penelitian Pendidikan Pancasila Dan Kewarganegaraan, 1(10), 398–404. https://doi.org/10.56393/Decive.V1i11.303
Ramadhan, A. G. (2020). Analisis Tingkat Kepuasan Pengunjung Wisata Salupajaan Dikabupaten Polewali Mandar Analysis Of The Level Of Satisfaction Of Visitors To Salipajaan Tourism In Polewali Mandar District.
Sapphira, R. N. (2023). Titik Temu Tradisi Dan Modernisasi: Adaptasi Kultural Pelestarian Wayang Kulit Di Era Digital. Anthropos: Jurnal Antropologi Sosial Dan Budaya, 8(2), 75–92. http://jurnal.unimed.Ac.Id/2012/Index.Php/Anthropos
Saputra, E. (2021). Kontribusi Tokoh Punakawan Pada Pagelaran Wayang Kulit Terhadap Pendidikan Islam Kepada Masyarakat. Sap (Susunan Artikel Pendidikan, 6(2). http://dx.doi.org/10.30998/sap.v6i2.9958
Sari, F. L., & Najicha, F. U. (2022). Nilai-Nilai Sila Persatuan Indonesia Dalam Keberagaman Kebudayaan Indonesia. Jurnal Global Citizen, 11(1), 79-85. https://doi.org/10.33061/jgz.v11i1.7469
Sari, M. Y., Soenarjanto, B., & Rahmadanik, D. (2021). Perjalanan Seniman Di Dunia Virtual Melalui E-Government. Praja Observer: Jurnal Penelitian Administrasi Publik, 1(3), 31-40.
Sebastian, M., & Asri, A. (2019). Fasilitas Seni Wayang Di Sriwedari, Surakarta. Jurnal Edimensi Arsitektur, 7(1), 625–632.
Sudarsyah, A. (2020). Kerangka Analisis Data Fenomenologi (Contoh Analisis Teks Sebuah Catatan Harian), 13(1), 21-27. https://doi.org/10.17509/jpp.v13i1.3475
Supomo. (2018). Strategi Pengembangan Potensi Daya Tarik Wisata Museum Mpu Tantular Sebagai Daya Tarik Wisata.
Susanto, D. R., & Syaifulloh, M. (2018). Pengembangan Obyek Wisata Berbasis Community Based Tourism (CBT) Di Hutan Payau, Cilacap. Jurnal Kepariwisataan, 12(2). http://dx.doi.org/10.47256/kji.v12i2.88
Wae, D. F. A. (2020). Kesenian Wayang Kulit Sebagai Pembentuk Karakter Bangsa Dalam Merdeka Belajar Menghadapi Revolusi Industri 4.0 Dan Revolusi Society 5.0. Seminar Nasional Seni Dan Desain: “Reorientasi Dan Implementasi Keilmuan Seni Rupa Dan Desain Dalam Konteks Merdeka Belajar Dan Kampus Merdeka 9MBKM).”
Wibawa, I. M. A., Putra, I. G. N. G., & Widnyana, I. K. (2022). Penyampaian Pesan Dan Nilai-Nilai Kepemimpinan Melalui Seni Pertunjukan Wayang Kulit Bali Inovatif. Jurnal Damar Pendalangan, 2(2).
Wulandari, S., Rifal, Ahmadin, Rahman, A., & Badollahi, Muh. Z. (2020). Pariwisata, Masyarakat Dan Kebudayaan: Studi Antropologi Pariwisata Pantai Marina Di Pajukukang Bantaeng, Sulawesi Selatan. Pusaka Journal Of Tourism, Hospitality, Travel And Busines Event, 2(1), 9–17. https://dx.doi.org/10.33649/pusaka.v2i1.44
Yulianti, Dr. N. K. D., & Marhaeni, N. K. S. (2021). Analisis Nilai Estetika Pertunjukan Wayang Kulit Cenk Blonk Dalam Lakon “Tidak Cukup Hanya Cinta.” Jurnal Panggung. 31(2). http://dx.doi.org/10.26742/panggung.v31i2.1593
Downloads
Published
How to Cite
Issue
Section
License
Copyright (c) 2024 Ina Cahyani, Silvy Mei Pradita
This work is licensed under a Creative Commons Attribution-ShareAlike 4.0 International License.