The Cultural Meaning of Colonial Power in Residentwoning Palembang
DOI:
https://doi.org/10.36706/jc.v13i2.37Keywords:
Kraton Kuto Lamo, Residentwoning, Colonial Architecture, Resident Palembang, Meaning SymbolicAbstract
Abstract: In the early colonial era, palace buildings served as residentwoning. This article examines how form, architecture, materials, and technology were used to create Palembang residentwoning. The symbolic meaning of the residentwoning is where the analysis of the changes is situated. This research uses historical methods in critically examining and analyzing recorded remains of the past. The approach in this study is description-analysis based on symbolic meaning. This study's analysis indicates that the Palembang residentwoning can take the place of the Palembang sultanate palace as the hub for political administration, both military and civil. Since the residentwoning was established during the early days of the Dutch administration in Palembang, it has actually contributed to the local economy by upholding compliance through verbal and visual cues highlighting the residence's grandeur as the Palembang Residency's ruler. The uluan people of Palembang planted a variety of commercial commodities, including coffee, tea, cotton, rubber, and palm oil, as ordered by the residentwoning. This eventually resulted in the advancement of trade in the colonial city of Palembang.
Abstrak: Artikel ini menganalisis perubahan alih fungsi bangunan kraton ke rumah residen masa awal kolonial, termasuk fungsi bentuk, arsitektur, bahan, dan teknologi. Analisis perubahan ditempatkan dalam pemaknaan simbolik kehadiran rumah residen. Penelitian menggunakan metode historis dalam menguji rekaman tinggalan masa lalu secara kritis. Pendekatan kajian ini adalah deskripsi-analisis berdasar symbolic meaning. Analisis kajian ini menunjukkan kehadiran rumah residen mampu menggantikan kraton Kesultanan Palembang, baik sebagai pusat administrasi politik sipil maupun militer. Bahkan kehadiran rumah residen di awal pemerintah Belanda di Palembang, secara kultural menjadi penggerak perekonomian daerah-daerah uluan Palembang dengan cara menjaga kepatuhan lewat visual dan non-verbal dari kebesaran rumah residen sebagai penguasa di Keresidenan Palembang. Melalui perintah-perintah dari rumah residen, masyarakat uluan di Palembang akan patuh menanam berbagai komoditas komersil seperti kopi, teh, kapas, karet, dan kelapa sawit yang akhirnya menjadi kemajuan perdagangan di Kota Palembang masa kolonial.
Downloads
References
ANRI. DI15032-3 Alg.Sec.K31.298. Gedrukte Piblikatie van J.J. van Sevenhoven, Kommisaris over Palembang, 1825.
ANRI, Dienstreis gehouden in de Binnanlanden v.h. Palembang rijk door J.C. Reijnst Commisaris Palembang, 1826.
ANRI, Gedachten van Sevenhoven betreffende SWK, 1835.
ANRI, Nota betrekkingde de verhoging van den Prijs der Koffij in de Preanger Regentschappen van de Directeur der Cultures J.I. van Sevenhoven, 1834.
ANRI. No 1.92 Register van Besluiten Resident Reynst. (Januari-September 1824)
ANRI. No 5.6 Register van besluiten v.d Resident van Palembang over het jaar 1825 (Januari-December)
Alamsyah, A. (2018). Identifikasi bangunan cagar budaya di Jawa Tengah (Studi eks rumah dinas residen). Anuva: Jurnal Kajian Budaya, Perpustakaan, Dan Informasi, 2(4), 399–412.
Alian, A. (2012). Metodologi sejarah dan implementasi dalam penelitian. Jurnal Pendidikan Dan Kajian Sejarah (Criksetra), 2(2), 1–14.
Andaya, B. W. (2016). Hidup bersaudara: Sumatra Tenggara pada abad XVII dan XVIII. Penerbit Ombak.
Armarieno, D. A., Drastiani, R., & Komariah, S. L. (2021). Simulasi desain dengan konsep adaptive reuse pada bangunan museum tekstil di Kota Palembang. Archvisual: Jurnal Arsitektur Dan Perencanaan, 1(1), 45–56.
Aziz, A. M. A., Rukayah, R. S., & Wijayanti, W. (2020). Arsitektur rumah tradisional di kawasan Kampung Kapitan Palembang. Jurnal Arsitektur Arcade, 4(3), 199–205.
Efan, M. R. P., Husain, A. L., Vio, E. R., & Brilianto, M. Y. (2024). Identifikasi karakter desain atap bangunan gaya arsitektur Indische Empire masa kolonial di Provinsi Jawa Timur. Jurnal Rekayasa, Teknologi, dan Sains, 8(1), 37–41.
Fajarwati, N. A. (2011). Pelestarian Bangunan Utama Eks Rumah Dinas Residen Kediri. Arsitektur E-Journal, 4(2), 85–105.
Farida, F. (2007). Konflik Politik di Kesultanan Palembang (1804-1821). Jurnal Sejarah Lontar, 4(2), 15–23.
Farida, F. (2020). Sungai Musi sebagai pertahanan bagi Kesultanan Palembang. Jurnal Tuah, 1(1), 54–66.
Farida, R. W. D., & Utama, N. J. (2017). Modernization of shipping and river sailing business in palembang 1860–1930. Advanced Science Letters, 23(10), 9959–9961.
Gramberg, J. S. G. (1878). Palembang: historisch-romantische schets uit de geschiedenis van Sumatra (H. M. van Dorp & Co. (ed.)). Van Dorp.
Hanafiah, D. (1989). Kuto besak: Upaya kesultanan Palembang menegakkan kemerdekaan. In Masagung. Masagung.
Hanafiah, D. (2005). Menelusuri jejak keraton-keraton: Sejarah sosial politik dan budaya Kesultanan Palembang Darussalam. Dinas Pariwisata dan Kebudayaan Kota Palembang.
Herlambang, R. W., Lukitasari, D., Marutama, I. G. N. T., & Pranata, G. (2019). Eksotisme arsitektur bangunan Belanda dan arsitektur bangunan Jawa terhadap penerapan teknik timelapse video (Tinjauan bangunan cagar budaya Kota Surakarta). Jurnal Jadecs, 4(2), 56–64.
Hodder, I. (2012). The contextual analysis of symbolic meanings. In Interpreting objects and collections (p. 12). Routledge.
Ilham, M., Cahyani, R. D., & Rusgianti, S. (2020). Kesultanan Palembang Darussalam: Sejarah dan sumbangsih para sultan bagi peradaban Islam di Sumatera Selatan. Jambe: Jurnal Sejarah Peradaban Islam, 2(2), 14–31.
Kronyk van Nederlandsch-Indie, De Jaren 1824 en 1825
Ma’as, A. A., & Yuliati, D. (2020). Diplomasi kebudayaan antara keraton Yogyakarta dan pemerintah Kolonial Belanda pada masa pemerintahan Sultan Hamengku Buwana VIII, 1921-1939. Historiografi, 1(2), 143–152.
Nuralia, L. (2017). Struktur sosial pada rumah pejabat tinggi perkebunan zaman Hindia Belanda di Jawa bagian barat. Kapata Arkeologi, 13(1), 1–20.
Praetorius, C. F. G. (1843). Eenige bijzonderheden omtrent Palembang. H.W. Hazenberg en Comp.
Putra, D. T. A. (2022). The socio-economic transformation in palembang on 1900-1930. International Review of Humanities Studies, 7(1), 20–30.
Rochmiatun, E. (2015). Perubahan ekonomi dan perkembangan peradaban Islam di Palembang abad XVII-XIX M: Telaah atas naskah-naskah kontrak Sultan Palembang. Jurnal Lektur Keagamaan, 13(2), 367–392.
Rochmiatun, E., Maryam, M., & Gusela, N. (2023). The impact of the Palembang war and Dutch colonial domination on socio-economic changes in Palembang in the XIX-XX century. Cogent Arts & Humanities, 10(1), 2188775.
Samsudi, S., Kumoro, A., Paramita, D. S. P., & Dianingrum, A. (2020). Aspek-aspek arsitektur kolonial Belanda pada bangunan pendopo puri Mangkunegaran Surakarta. Arsitektura, 18(1), 166–174.
Saputro, R. A. (2021). The utilization of colonial historical sites in the city of Palembang as a learning resource based on outdoor learning. Britain International of Linguistics Arts and Education (BIoLAE) Journal, 3(2), 121–127.
Saputro, R. A., Idris, M., & Suryani, I. (2020). Sejarah dan budaya Palembang barat sebagai sumber buku saku sejarah. Kalpataru: Jurnal Sejarah Dan Pembelajaran Sejarah, 6(1), 6–17.
Sari, L. F., Syawaludin, M., & Khudin, S. (2021). Dinamika kelas sosial masyarakat di Kesultanan Palembang Darussalam pada masa transisi. Tanjak: Sejarah Dan Peradaban Islam, 1(1), 1–15.
Setiyanto, A. (2010). Orang-orang besar Bengkulu: riwayatmu dulu. In Penerbit Ombak. Penerbit Ombak.
Sholekhah, S., & Seprina, R. (2022). Jambi masa kolonialisme imperialisme sebagai sumber pembelajaran sejarah: Study kasus sistem Pemerintahan Belanda Tahun 1615-1942. Krinok: Jurnal Pendidikan Sejarah dan Sejarah, 1(2), 1–17.
Sujiyati, M., & Ali, N. H. (2015). Pembangunan kota Palembang dengan konsep tata ruang kota hijau pada masa Hindia-Belanda. Tamaddun: Jurnal Kebudayaan Dan Sastra Islam, 15(1), 1–34.
Susilo, A., & Wulansari, R. (2019). Kuliah lapangan sejarah sebagai penguatan pendidikan karakter mahasiswa STKIP PGRI lubuklinggau. Criksetra: Jurnal Pendidikan Sejarah, 8(2), 1–17.
Syawaluddin, M. (2014). Analisis sosiologis terhadap sistem pergantian sultan di Kesultanan Palembang Darussalam. Intizar, 20(1), 139–162.
Van Sevenhoven, J. L. (2016). Lukisan tentang ibukota Palembang. In Penerbit Ombak. Penerbit Ombak.
Wardah, E. S. (2014). Metode penelitian sejarah. Tsaqofah, 12(2), 165–175.
Wargadalem, F. R. (2017). Kesultanan Palembang dalam pusaran konflik (1804-1825). In Kepustakaan Populer Gramedia. Kepustakaan Populer Gramedia.
Wargadalem, F. R., & Susanti, H. (2023). Pasar 16 Ilir: Ruang perdagangan di Kota Palembang awal abad 20. Diakronika, 23(1), 137–157.
Wibowo, S. A. (2022). Peranan penghulu pada masa Keresidenan Palembang Tahun (1299-1361 H/1831-1942 M). Tanjak: Sejarah Dan Peradaban Islam, 2(3), 282–296.
Woelders, M. O. (2012). Het Sultanaat Palembang 1811-1825: Een bijdrage tot de studie van de Maleise geschiedschrijving (Vol. 72). Martinus Nijhoff.
Zulfikri, Z., Mafra, R., & Riduan, R. (2023). Kajian elemen ruang kawasan Talang Semut Palembang. Arsir, 6(2), 163–171.
Downloads
Published
How to Cite
Issue
Section
License
Copyright (c) 2024 Dedi Irwanto
This work is licensed under a Creative Commons Attribution-ShareAlike 4.0 International License.