Perkembangan Kehidupan Sosial Ekonomi dan Budaya Petani Gambir di Desa Toman Kecamatan Babat Toman Kabupaten Musi Banyuasin Tahun 1990-2015 (Sumbangan Materi Pada Mata Pelajaran Sejarah Indonesia Wajib Kelas X MIPA di SMA Negeri 1 Babat Toman)

Authors

  • Masyrullahushomad Universitas Sriwijaya
  • Sani Safitri Universitas Sriwijaya
  • Alian Sair Universitas Sriwijaya

DOI:

https://doi.org/10.36706/jc.v6i2.345

Keywords:

Petani, Gambir, Desa Toman

Abstract

Tanaman gambir telah dibudidayakan oleh masyarakat Nusantara sejak masa perkembangan kebudayaan Hindu-Buddha di Nusantara. Pembudidayaan tanaman gambir tidak dapat dipisahkan dari kebudayaan menginang atau menyirih yang telah sejak lama
berkembang luas di tengah-tengah kehidupan masyarakat Nusantara. Di Provinsi Sumatera Selatan tanaman gambir hanya terdapat di Desa Toman Kecamatan Babat Toman Kabupaten Musi Banyuasin. Masyarakat Desa Toman telah membudidayakan tanaman gambir sejak beberapa abad yang lalu sejak beberapa abad yang lalu.Sehubungan dengan itu, penelitian ini difokuskan untuk meneliti perkembangan kehidupan sosial, ekonomi, dan budaya petani gambir di Desa Toman Kecamatan Babat Toman Kabupaten Musi Banyuasin dari tahun 1990-2015.

Downloads

Download data is not yet available.

References

Abdurrahman, D. (2011). Metodologi penelitian sejarah. Yogyakarta: Ombak.

Affandi, M. (2005). Analisis kelayakan finansial usahatani gambir di Desa Toman, Kecamatan Babat Toman, Kabupaten Musi Banyuasin, Provinsi Sumatera Selatan (Skripsi tidak dipublikasikan). Bogor: Program Studi Manajemen Agribisnis, Fakultas Pertanian, Institut Pertanian Bogor.

Ammar, M. (2009). Tumpangsari gambir (Uncaria gambir Roxb) dengan tanaman hortikultura (Disertasi tidak dipublikasikan). Palembang: Program Studi Ilmu-Ilmu Pertanian, Program Pascasarjana Universitas Sriwijaya.

Anonim. (2004). Ensiklopedi Nasional Indonesia. Jakarta: PT Delta Pamungkas.

Badan Pusat Statistik Kabupaten Musi Banyuasin. (2015). Data statistik Kabupaten Musi Banyuasin tahun 2015. Sekayu: BPS Musi Banyuasin.

Badan Pusat Statistik Kabupaten Musi Banyuasin. (2016). Data statistik Kabupaten Musi Banyuasin tahun 2016. Sekayu: BPS Musi Banyuasin.

Daud, M. (2004). Analisis potensi komoditas daerah Kabupaten Musi Banyuasin (Tesis tidak dipublikasikan). Palembang: Program Pascasarjana Universitas Sriwijaya.

Evalia, N. A., Sa’id, E. G., & Suryana, R. N. (2012). Strategi pengembangan agroindustri dan peningkatan nilai tambah gambir di Kabupaten Lima Puluh Kota Sumatera Barat. Jurnal Manajemen Agribisnis, 9(3), 173–182.

Farida. (2009). Perekonomian Kesultanan Palembang. Jurnal Lontar, 6(1), 12–20.

Fauza, H. (2011). Pengembangan usaha perkebunan dan industri gambir di Sumatera Barat: Peluang dan tantangan. Dalam Seminar Nasional Reformasi Pertanian Terintegrasi Menuju Kedaulatan Pangan, Fakultas Pertanian Universitas Trunojoyo & Universitas Andalas, Bangkalan, 20 Oktober 2011.

Idris, H., & Adria. (1997). Potensi, budidaya, dan pengolahan hasil tanaman gambir (Uncaria gambir Roxb). Jurnal Pengembangan dan Penelitian Pertanian, 16(4), 128–134.

Koordinator Statistik Kecamatan Babat Toman. (2013). Statistik daerah Kabupaten Musi Banyuasin 2013. Sekayu: BPS Kabupaten Musi Banyuasin.

Mahmud, N. B. (2002). Kerelevanan tepak sirih. Jurnal Akademik Persatuan Budaya Melayu Institut Pendidikan Nasional Kampus Townsville, 2(1), 29–30.

Marsden, W. (1996/2013). The history of Sumatera (Terj. Tim Komunitas Bambu). Jakarta: Komunitas Bambu.

Poeponegoro, M. D., & Notosusanto, N. (Eds.). (2010). Sejarah nasional Indonesia III. Jakarta: PT Balai Pustaka.

Priyadi, S. (2012). Sejarah lokal: Konsep, metode, dan tantangannya. Yogyakarta: Ombak.

Putri, S. M. (2013). Usaha gambir rakyat di Lima Puluh Kota, Sumatera Barat 1833–1930. Jurnal Lembaran Sejarah, 10(2), 149–169.

Rivai, A. (2003). Analisis finansial usahatani gambir di Desa Toman, Kecamatan Babat Toman, Kabupaten Musi Banyuasin (Tesis tidak dipublikasikan). Palembang: Program Pascasarjana Universitas Sriwijaya.

Sabarni. (2015). Teknik pembuatan gambir (Uncaria gambir Roxb) secara tradisional. Journal Islamic Science and Technology, 1(1), 105–112.

Salleh, N. (2014). Tepak sirih: Interpretasi dan persepsi dalam masyarakat Malaysia-Indonesia. Jurnal Komunikasi Borneo, 1(1), 39–55.

Santun, D. I. M., Murni, & Supriyanto. (2010). Iliran dan Uluan: Dikotomi dan dinamika dalam sejarah kultural Palembang. Yogyakarta: Ombak.

Sari, D. Y. I. (2005). Pengaruh sumber eksplan dan zat pengatur tumbuh terhadap pembentukan kalus dan kadar katekin kalus tanaman gambir (Uncaria gambir Roxb) (Tesis tidak diterbitkan). Palembang: Program Pascasarjana Universitas Sriwijaya.

Sarikandarwati. (2002). Analisis produksi gambir di Kabupaten Musi Banyuasin (Tesis tidak dipublikasikan). Palembang: Program Pascasarjana Universitas Sriwijaya.

Suprianto. (2013). Pelayaran dan perdagangan di Pelabuhan Palembang 1824–1864. Yogyakarta: Ombak.

Susilawati. (2005). Analisis pendapatan dan nilai tambah pengolahan dan struktur pasar getah di Desa Toman Kabupaten Musi Banyuasin (Skripsi tidak dipublikasikan). Indralaya: Fakultas Pertanian Universitas Sriwijaya.

Tim Dinas Perindustrian dan Perdagangan Kabupaten Musi Banyuasin. (2008). Pengembangan data base informasi potensi unggulan (Gambir). Sekayu: Dinas Perindustrian dan Perdagangan Kabupaten Musi Banyuasin.

Tim Kementerian Perindustrian Republik Indonesia. (2015). Laporan akhir kajian investasi produk hilir tanaman gambir. Jakarta: Kementerian Perindustrian RI.

Downloads

Published

2025-07-29

How to Cite

Masyrullahushomad, Sani Safitri, & Alian Sair. (2025). Perkembangan Kehidupan Sosial Ekonomi dan Budaya Petani Gambir di Desa Toman Kecamatan Babat Toman Kabupaten Musi Banyuasin Tahun 1990-2015 (Sumbangan Materi Pada Mata Pelajaran Sejarah Indonesia Wajib Kelas X MIPA di SMA Negeri 1 Babat Toman) . Criksetra: Jurnal Pendidikan Sejarah, 6(2). https://doi.org/10.36706/jc.v6i2.345

Issue

Section

Articles