Ethnography of Parno Marriage Customs in the Oral Tradition of Nagahi Koto Majidin Community, Kerinci, Jambi Province
DOI:
https://doi.org/10.36706/jc.v13i2.33Keywords:
Parno, Oral Tradition, Marriage Customary ParnoAbstract
Abstract: This research aims to preserve the oral tradition or parno, which is currently experiencing a decline in interest among the younger generation of the Koto Majidin community, Kerinci. The study adopts an ethnographic model that encompasses 12 steps, involving interviews and participatory observation. Interviews were conducted with ‘ninik mamak’ (village elders), religious leaders, and community members involved in marriage traditions. Additionally, observations of wedding ceremonies were carried out to obtain comprehensive data. The research results show that the performance of ‘parno’ in marriage traditions consists of two main aspects: advisory performance and storytelling performance. ‘Parno’ in marriage traditions is a form of communication with a pattern of delivering advice rich in meaning, function, value, and norms. Based on these findings, a model for revitalizing the parno tradition is formulated into two programs: short-term and long-term. This model is developed based on the opinions and suggestions of informants as well as the researcher's observations. The short-term program includes activities that can be immediately implemented to attract the interest of the younger generation, while the long-term program focuses on sustainable efforts to maintain this tradition in the future.
Abstrak: Penelitian ini bertujuan untuk melestarikan tradisi lisan atau parno yang saat ini mengalami pergeseran minat di kalangan generasi muda masyarakat Koto Majidin, Kerinci. Penelitian ini mengadopsi model etnografi yang mencakup 12 langkah, yang melibatkan wawancara dan observasi partisipatif. Wawancara terhadap ninik mamak, ulama, dan masyarakat yang terlibat dalam tradisi pernikahan. Selain itu, observasi terhadap upacara pernikahan juga dilakukan untuk memperoleh data yang komprehensif. Hasil penelitian menunjukkan bahwa performansi parno adat perkawinan terdiri dari dua aspek utama: performansi menasihati dan performansi bercerita. Parno adat perkawinan merupakan bentuk komunikasi yang memiliki pola penyampaian nasihat-nasihat yang kaya akan makna, fungsi, nilai, dan norma. Berdasarkan temuan tersebut, model revitalisasi tradisi parno dirumuskan dalam dua program, yaitu jangka panjang dan jangka pendek. Model ini disusun berdasarkan pendapat dan saran dari para informan serta hasil observasi peneliti. Program jangka pendek mencakup kegiatan-kegiatan yang dapat segera diimplementasikan untuk menarik minat generasi muda, sementara program jangka panjang difokuskan pada upaya berkelanjutan untuk mempertahankan tradisi ini di masa mendatang.
Downloads
References
Arifin, M. (2018). Hubungan Budaya dan Pengajaran Bahasa. 24. https://www.researchgate.net/publication/328052056_HUBUNGAN_BUDAYA_DAN_PENGAJARAN_BAHASA
Bakels, J. (2009). Kerinci’s Living Past: Stones, Tales, and Tigers. In D. Bonatz, J. Miksic, J. D. Neidel, & M. L. Tjoa-bonatz (Eds.), From Distant Tales : Archaeology and Ethnohistory in the Highlands of Sumatra; (pp. 434–484).
Balai Litbang Agama Makassar. (2019). Moderasi Beragama Dalam Tradisi Lisan Masyarakat. 1–4.
Daryanti, U., & Nurjannah, S. (2021). Analisis ‘Urf terhadap Tradisi Janur Kuning Dalam Adat Pernikahan Jawa Di Kabupaten Luwu Timur. Shautuna: Jurnal Ilmiah Mahasiswa Perbandingan Mazhab Dan Hukum, 5, 250–264. https://doi.org/10.24252/shautuna.v2i1.16220
El Amady, R. (2015). Etik Dan Emik Pada Karya Etnografi. Jurnal Antropologi: Isu-Isu Sosial Budaya, 16(2), 167. https://doi.org/10.25077/jantro.v16i2.24
Firmanda, G. E., Effendy, C., & Priyadi, A. T. (2018). Struktur dan Fungsi Sastra Lisan Masyarakat Senganan Kecamatan Sekadau Hilir Kabupaten Sekadau. Jurnal Pendidikan Dan Pembelajaran, 1–10.
Idris, J. (2021). Wawancara Parno Perkawinan.
Ismarini. (n.d.). Teori Antropolinguistik Modern Dan Saling Keterkaitannya Dalam Acara Marhusip Dalam Adat Batak Toba Ismarini Hutabarat, S.S., M.Hum. 1–14.
James .P. Spradley. (1997). Metode Penelitian Etnografi (Mizbah Zulfa Elizabeth (ed.)). Tiara Wacana Yogya.
Khairinal. (2021). Parno Adat Perkawinan.
Khairinal dkk. (2005). Petatah Petitih Parno Adat Masyarakat Koto Majidin. Kerinci-jambi.
Lubis, N. (2007). Naskah Teks dan Metode Penelitian Filologi. Puslitbang Kemenag RI.
Mahmud. (2021). Wawancara Parno Perkawinan.
Manik, R. A. (2021). Filosofi Masyarakat Kerinci Dalam Kenduri Sko (Philosophy of Kerinci Community in Kenduri Sko). Kandai, 17(1), 135. https://doi.org/10.26499/jk.v17i1.2240
Nabila Paramita, Z. (2022). Struktur dan Fungsi Sosial Nyanyian Rakyat Tale di Sebukar Kecamatan Tanah Cogok Kabupaten Kerinci. I(2), 182–196.
Nesi, A. (2018). Tradisi Lisan Takanab Sebagai Wujud Identitas Masyarakat Dawan : Kajian Ekolinguistik Metaforis. 268. file:///D:/Data/S2/Semester 3/Proposal/Anton Nesi.pdf
Permanarian Somad. (2016). Teori Ekologi sebagai Dasar Pengembangan Keterampilan Komunikasi Siswa Tunarungu Usia Pra-Sekolah. Jassi Anakku, 12(1), 97–111.
Rahmi, A. (2017). Leksikal Ekologis dalam Parno Adat Kerinci (Kajian Makna Metafora). Diwan : Jurnal Bahasa Dan Sastra Arab, 9, 693–700.
Ravico, R. (2019a). Menelusuri Tradisi Lisan Parno (Pangku Parbayo) Adat Desa Koto Majidin, Kabupaten Kerinci Sebagai Wujud Identitas Masyarakat. TAMADDUN: Jurnal Kebudayaan Dan Sastra Islam, 19(1), 1–15. https://doi.org/10.19109/tamaddun.v19i1.3395
Ravico, R. (2019b). Menelusuri Tradisi Lisan Parno (Pangku Parbayo) Adat Desa Koto Majidin, Kabupaten Kerinci Sebagai Wujud Identitas Masyarakat. TAMADDUN: Jurnal Kebudayaan Dan Sastra Islam. https://doi.org/10.19109/tamaddun.v19i1.3395
Sibarani, R. (2015). Pendekatan Antropolinguistik Terhadap Kajian Tradisi Lisan. RETORIKA: Jurnal Ilmu Bahasa, 1(1), 1. https://doi.org/10.22225/jr.v1i1.9
Spradley, J. (2006). Metode Etnografi. Tiara Wacana Yogya.
Sunarni, N. (2017). Komparasi Kearifan Lokal Sunda Dan Jepang: Pembentuk Karakter Anak. JENTERA: Jurnal Kajian
Sastra, 6(1), 83. https://doi.org/10.26499/jentera.v6i1.327
Yulika, F. (2015). Tradisi Lisan Sebagai Kekuatan Falsafah Budaya Melayu. 1–17.
Zahara, M. (2019). Nilai Karakter Dalam Parno Adat Pernikahan Di Kecamatan Siulak Kabupaten Kerinci. Nazharat: Jurnal Kebudayaan, 25(1), 22–36. https://doi.org/10.30631/nazharat.v25i1.16
Downloads
Published
How to Cite
Issue
Section
License
Copyright (c) 2024 Ravico, Muhammad Ridha DS, Samsul Bahry Harahap
This work is licensed under a Creative Commons Attribution-ShareAlike 4.0 International License.