Kebijakan Hukum pada Pemerintahan Sultanah di Kesultanan Aceh Darussalam (1641-1699)
DOI:
https://doi.org/10.36706/jc.v10i1.270Keywords:
Hukum, Sultanah, Kesultanan, Aceh, DarussalamAbstract
Aceh merupakan wilayah yang istimewa. Dari kawasan ini, lahir kerajaan Islam salah satunya Kesultanan Aceh Darussalam. Dalam perjalanan sejarahnya, Kesultanan Aceh Darussalam pernah dipimpin oleh perempuan (sultanah). Kedudukan perempuan sebagai pemimpin atau sultanah sering menjadi isu yang kontroversi. Berangkat dari fakta sejarah tersebut, permasalahan dalam penelitian ini adalah bagaimana kebijakan politik sultanah Kesultanan Aceh Darussalam pada tahun 1641-1699. Tujuan penelitian ini adalah untuk menguraikan kebijakan hukum sultanah Kesultanan Aceh Darussalam pada tahun 1641-1699. Penelitian ini menggunakan metode historis yaitu heuristik, interpretasi, kritik sumber dan historiografi. Hasil penelitian menunjukkan bahwa setelah kematian Sultan Iskandar Thani, Kesultanan Aceh dipimpin oleh sultanah yaitu Sultanah Taj ‘Alam Safiyyat al-Din, Sultanah Nur al-‘Alam Naqiyyat al-Din, Sultanah ‘Inayat Shah Zakiyyat al-Din dan Sultanah Kamalat al-Din. Kebijakan hukum sultanah menjadi daya tarik karena Kesultanan Aceh Darussalam adalah kerajaan yang bercorak Islam.
Downloads
References
Adil, M. (1). Dinamika Pembauran Hukum Islam Di Palembang: Mengurai Isi Undang- Undang Simbur Cahaya. Nurani: Jurnal Kajian Syari’ah Dan Masyarakat, 14(2), 57-76. https://doi.org/https://doi.org/10.19109/nurani.v14i2.110
Atlas Sejarah Indonesia Masa Islam. (2011): Kemendikbudpar.
Anwar. (2017). Strategi Kolonial Belanda Dalam Menaklukkan Kerajaan Aceh Darussalam.
Adabiya. 19 (1): 13-28. doi: 10.22373/adabiya.v19i1.7482
Azra, A. (2004). Jaringan Ulama Timur Tengah dan Kepulauan Nusantara Abad XVII & XVIII Akar Pembaruan Islam Indonesia. Jakarta: Prenada Media.
Bourey, T. (1905) . A Geographical Account of Countries Round the Bay of Bengal.
Cambrige: Hakluyd Society.
Dampier, W. (1931). Voyages and Discoveries. London: The Argoun Press.
Hadi. (2010). Aceh Sejarah, Budaya, dan Tradisi. Jakarta: Pustaka Yayasan Obor Indonesia.
Hasjmy. A. (1977). 59 Tahun Aceh di Bawah Pemerintahan Ratu. Jakarta: Jayakarta Agung. Koderi, M. (1999). Bolehkah Wanita Menjadi Imam Negara. Jakarta: Gema Insani Press.
Madjid, M. D. (2014). Catatan Pinggir Sejarah Aceh Perdagangan, Diplomasi dan Perjuangan Rakyat. Jakarta: Pustaka Yayasan Obor Indonesia.
Nazaruddin, M. (2014). Dimensi Pembentuk Keesadaran Identitas Keacehan dan Citra Diri Aceh. Masyarakat, Kebudayaan dan Politik. Vol. 27(1), 44-54. http://dx.doi.org/10.20473/mkp.V27I12014.44-54
Reid, A. (2011). Menuju Sejarah Sumatera Antara Indonesia dan Dunia. Jakarta: Pustaka Yayasan Obor Indonesia.
Reid, A. (2014). Asia Tenggara Dalam Kurun Niaga 1450-1680. Jakarta: Pustaka Yayasan Obor Indonesia.
Riana, R., Farida dan Hasan, Y. (2013). Perkembangan Perminyakan di Sumatera Selatan Tahun 1945-1950. Criksetra, 2(2): 1-12.
Sa’adah, S, Rd. (2007). Ratu-Ratu Aceh Abad ke 17 M. Al Turas 13(2): 219-231. https://doi.org/10.15408/bat.v13i2.4263
Soedewo, E. (2019). Strategi Kerajaan Batak (Tamiang) Menghadapi Serangan Kesultanan Aceh Di Abad Ke-16 M. Balai Arkeologi Sangkhala. 22 (1): 19-30.
doi: 10.24832/bas.v22i1.394
Yakin, A, U. (2016). Sejarah Hukum Islam Nusantara Abad XIV & XIX M. Jakarta: Kencana. Yusdani. (2004). The Book of SimbuR Cahaya: The Receptive Theory Point of View. Millah. Vol. 3(2): 235-254.
Yulianti, R., Putra, D. D., & Takanjanji, P. D. (2018). Women Leadership: Telaah Kapasitas Perempuan Sebagai Pemimpin. MADANI Jurnal Politik dan Sosial Kemasyarakatan. Vol.10 (2): 14-29.
Downloads
Published
How to Cite
Issue
Section
License
Copyright (c) 2021 Muhammad Ilham, Yullia Merry

This work is licensed under a Creative Commons Attribution-ShareAlike 4.0 International License.