Koto Gadang in Local History: A Nagari That Forming 20th Century Indonesian Intellectuals

Authors

  • Budi Darmawan Universitas Islam Negeri Imam Bonjol Padang
  • Endah Regita Cahyani Nazra SMA Negeri 12 Padang

DOI:

https://doi.org/10.36706/jc.v13i1.14

Keywords:

Nagari Koto Gadang, Village History, Scholar

Abstract

Koto Gadang is a traditional village in Minangkabau, which gave birth to and formed many Indonesian intellectuals or political figures in the period before the early days of Indonesian independence in various schools of thought, which in this article is a study of local history. This study analyzes the role of the Koto Gadang nagari from the perspective of local history studies which were the factors that shaped the birth and contribution of Indonesian intellectuals in the 20th century. The method used in this article is the historical method, namely heuristics, source verification, interpretation and historiography. This research shows that Koto Gadang was a very important nagari for the Indonesian people in the 20th century. Nagari Koto Gadang is a small village whose people live from craftsmen and agriculture. Situated in a highland area flanked by Mount Marapi and Mount Singgalang, this does not make Koto Gadang a village left behind in the 20th century. Even though there is little agricultural land and an emphasis on craftsmen, the Koto Gadang village has succeeded in providing its children with a good education. Thanks to progress in the field of education and the open attitude of society, this village has become one of the contributors to Indonesian intellectuals.

Koto Gadang adalah sebuah desa tradisional di Minangkabau, yang melahirkan dan membentuk banyak cendekiawan atau tokoh perpolitikan Indonesia pada masa sebelum masa awal-awal kemerdekan Indonesia dalam berbagai aliran pemikiran, yang dalam artikel ini sebagai kajian sejarah lokal. Kajian ini menganalisis tentang peran nagari Koto Gadang dari sudut kajian sejarah lokal yang menjadi faktor pembentuk lahirnya dan penyumbang cendekiawan Indonesia pada abad ke 20. Metode yang digunakan dalam artikel ini ialah metode sejarah yaitu heuristik, kritik sumber, interpretasi, dan historiografi. Penelitian ini menunjukkan bahwa Koto Gadang adalah sebuah nagari yang sangat penting bagi bangsa Indonesia pada abad ke 20-an. Nagari Koto Gadang merupakan nagari kecil yang masyarakatnya hidup dari bidang pengrajin dan pertanian. Terletak di daerah dataran tinggi yang diapit oleh Gunung Marapi dan Gunung Singgalang ini tidak membuat Koto Gadang menjadi nagari yang tertinggal pada abad ke-20. Meskipun lahan pertanian sedikit dan menitikberatkan pengrajin, nagari Koto Gadang berhasil mengiringi anak-anaknya dengan pendidikan yang maju. Berkat kemajuan bidang Pendidikan dan sikap keterbukaan masyarakat membuat nagari ini menjadi salah satu penyumbang cendekiawan Indonesia.

Downloads

Download data is not yet available.

Author Biography

Endah Regita Cahyani Nazra, SMA Negeri 12 Padang

Guru di SMA Negeri 12 Padang

References

Abdullah, T. (1971). The Kaum Muda Movement In West Sumatera 1927-1933. Cornel Universty.

Abdurahman, D. (2007). Metodologi Penelitian Sejarah. Ar-Ruzz Media.

Agustiningsih, E. P. (2019). Pergerakan Perempuan di Minangkabau: Kiprah Rohana Kudus dalam Nasionalisme Tahun 1913-1972. Titisan: Jurnal Ilmu Humaniora, 03(02).

Chaniago, Z. (2000). Koto Gadang, Desa Tokoh Terkenal. Rantau-Net.

Etek, A., A.M., M., & B.R., A. (2007). Koto Gadang Masa Kolonial. LKiS.

Graves, E. E. (2007). Asal-Usul Elite Minangkabau Modern; Respon Terhadap Kolonial Belanda Abad XIX/XX. Yayasan Obor Indonesia.

Herwandi. (2012). Angku Lareh; Pribumi Pejabat Kolonial Belanda di Sumatera Barat Abad XIX. Fakultas Ilmu Budaya Universitas Andalas.

Irwan. (2017). Genealogi Pemikiran Kaum Elit Minangkabau dalam Perjuangan Kemerdekaan Indonesia: Studi Tentang Gagasan dan Pemikiran Muhammad Yamin (1920-1957). Universitas Andalas.

Iskandar, M., Said, Y., & Wulandar, T. (1998). Peranan Desa Dalam Perjuangan Kemerdekaan di Sumatera Barat 1945-1950. CV Eka Dharma.

Kahin, G. M. (2013). Nasionalisme & Revolusi Indonesia. Komunitas Bambu.

Kemal, I. (2009). Pemerintahan Nagari Minangkabau dan Perkembangannya: Tinjauan tentang Kerapatan Adat. Graha Ilmu.

Kosasih, A. (2013). Upaya Penerapan Nilai-Nilai Adat Dan Syarak Dalam Penyelenggaraan Pemerintahan Nagari. Humanus: Jurnal Ilmiah Ilmu-Ilmu Humaniora, 12(2).

Legge, J. . (2003). Kaum Intelektual; dan Perjuangan Kemerdekaan: Peranan Kelompok Syahrir. PT. Pustakan Utama Grafiti.

“Letak Geografis”, dalam Koto Gadang Nagari Pusako. (2021).

Mahasin, A. (1984). Cendekiawan dan Politik. LP3ES.

Mendelaar, J. J. (1963). Memorie van Overgave van de Onderafdeling Oud Agam, dalam 2.10.39 Inventaris van de Memories van Overgave, 1852-1962.

Mursyid, A. ., Etek, A., & Arfan, B. . (2007). Koto Gadang Masa Kolonial. LKiS.

Naldi, H. (2006). Berita Kota Gedang: Media Pers Masyarakat Koto Gadang Dalam Masa Kolonial (1932-1939)”, Laporan Penelitian.

Nazra, E. R. C. (2022). Cendekiawan Koto Gadang dalam Ideologi dan Praktik Perpolitikan di Indonesia 1930-1950: Suatu Studi Sejarah Pemikiran. Universitas Andalas.

Nurmatias. (2010). Pendidikan Surau Masih Tetap Eksis di Kabupaten Padang Pariaman. Suluah, 10(13).

Oktarina, S. dan H. P. P. (2021). Rohana Kudus: Gender dan Gerakan Sosial Politik. Journal of Feminism and Gender Studies, 1(2), 59–74.

Panitia Buku Peringatan. (1984). Seratus Tahun Haji Agus Salim. Sinar Harapan.

Sari, S. R. (2016). Dari Kerajinan Amai Setia ke Soenting Melajoe Strategi Rohana Kudus dalam Melawan Ketertindasan Perempuan di Minangkabau. Kafa’ah: Jurnal Ilmiah Kajian Gender, VI(2).

Sebuah Mesjid di Koto Gadang. (2013, April). Harian Singgalang.

Seno. (2010). Perkembangan Pendidikan Kolonial Belanda di Minangkabau (1850-1942). Suluah, 10(13).

Soemardjan, S. (2009). Perubahan Sosial di Yogyakarta. Komunitas Bambu.

Suryadi. (2019). “Studiefonds Koto Gadang Mengirim 2 Pelajar ke Belanda (1910)”, dalam Dr. Suryadi | LIAS – SAS Indonesië. Universiteit Leiden.

Undri. (2010). Pendidikan Surau dan Pendidikan Kolonial di Sumatera Barat. Suluah, 10(13).

Yulika, F. (2017). Epistemologi Minangkabau; Makna Pengetahuan dalam Filsafat Adat Minangkabau. ISI Padang Panjang.

Zainal. (2016). Dinamika Kebijakan Pemerintahan Desa di Indonesia Dari Masa ke Masa (Studi Tahun 1979-2015). TAPIs, 12(1).

Zakir, F. (2021). Mengenal Sistem Pemerintahan Nagari Di Propinsi Sumatera Barat. Ensiklopedia of Journal, 3(5), 53–57. https://doi.org/10.33559/eoj.v4i3.183

Zubir, Z. (2011). Dari Pingitan Hingga Karier: Perjalanan Tokoh Perempuan Minangkabau Menentang Tradisi. Eja Publisher.

Downloads

Published

2024-06-17

How to Cite

Darmawan, B., & Regita Cahyani Nazra, E. (2024). Koto Gadang in Local History: A Nagari That Forming 20th Century Indonesian Intellectuals. Criksetra: Jurnal Pendidikan Sejarah, 13(1). https://doi.org/10.36706/jc.v13i1.14

Issue

Section

Articles